BI Catat Uang Beredar Naik 8%, Tanda Ekonomi Bangkit atau Sekadar Ilusi?

Bank Indonesia (BI) memberikan data likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada September 2025 mencapai Rp9.771,3 triliun. Pertumbuhan jumlah uang yang beredar pada September sebesar 8 % dibanding periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy)lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 sebesar 7,6 % (yoy). β€œIni lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Agustus 2025 sebesar 7,6% secara tahunan sehingga pada September tercatat Rp 9.771,3 triliun,” Menurut Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI. Perkembangan ini didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 10,7 % (yoy), dikutip dari statistik uang beredar BI. Bank Indonesia menyebut perkembangan M2 pada September 2025 dipengaruhi oleh aktiva luar negeri bersih, penyaluran kredit, dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Pertumbuhan M2 ini sejalan juga dengan pertumbuhan Uang Primer (MO) adjusted pada September 2025 tumbuh 18,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,3% (yoy), sehingga tercatat sebesar Rp2.152,4 triliun. Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted sebesar 37,0% (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,5% (yoy).

Namun, dibalik ini semua terdapat dampak yang perlu diperhatikan, yaitu inflasi dimana hal ini bisa terjadi karena jumlah uang yang beredar tidak terkendali dan tidak diimbangi dengan peningkatan produksi barang dan jasa, sehingga lebih sedikit barang yang menyebabkan harga-harga naik. Inflasi yang terjadi dapat mengurangi daya beli masyarakat, karena harga barang barang naik sementara penghasilan tidak berubah. Hal itu terjadi apabila suatu negara tidak dapat mengtrol jumlah uang yang beredar. Lain hal nya jika uang yang beredar dapat dikontrol, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Oleh karena itu, Bank Sentral biasanya mengeluarkan kebijakan berupa menaikkan suku bunga atau menjual surat berharga pemerintah.

Jumlah uang yang beredar di masyarakat memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Saat jumlah uang yang beredar meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi, nilai uang akan turun sementara harga produk mengalami kenaikan. Semua ini bergantung pada bagaimana respons kita, baik itu Bank Sentral, pemerintah, ataupun masyarakat yang bisa berdampak ke pertumbuhan ekonomi.

CNBC Indonesia. (2025). BI: Uang Beredar di RI Tembus Rp 9.771 T, Naik 8%. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20251024084608-17-678826/bi-uang-beredar-di-ri-tembus-rp-9771-t-naik-8

CIMB Niaga. (n.d.). Penyebab Inflasi: Bertambahnya Jumlah Uang Beredar. Diakses dari https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/penyebab-inflasi#:~:text=Bertambahnya%20jumlah%20uang%20yang%20beredar

RCTI Plus. (n.d.). Jika Jumlah Uang yang Beredar di Masyarakat Meningkat, Maka Akan Terjadi Apa?. Diakses dari https://www.rctiplus.com/news/detail/ekonomi/4219669/jika-jumlah-uang-yang-beredar-di-masyarakat-meningkat-maka-akan-terjadi-apa-simak-jawabannya

πŸ“© Instagram: @hmjbdfebuns & @digifuns
πŸ“Ή TikTok: hmjbdfebuns & digifuns
πŸ“§ Email: hmbd.febuns@gmail.com

Share the Post:

Postingan Lainnya

Contact Us

Social Media

Contact Address

Scroll to Top